Profil Nagari

Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul Adat Minangkabau. Sebagai wilayah yang otonom, tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pada masing-masing Nagari sangat ditentukan oleh masyarakat dan Pemerintahan Nagari yang bersangkutan. Tingkat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat tersebut tidak ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, melainkan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Terkait dengan kondisi tersebut tentu dibutuhkan Pemerintahan Nagari yang profesional yang bisa menggali dan mengelola berbagai potensi yang ada serta bisa mengayomi semua pemangku kepentingan di Nagari. Peran sentral Pemerintahan Nagari salah satunya terletak pada peran Wali Nagari sebagai unsur pimpinan Pemerintah Nagari. Dengan demikian keberhasilan Nagari sebagai wilayah yang otonom menjadi maju dan sejahtera sangat ditentukan oleh kualitas dan kompetensi Wali Nagari.
Nagari Sungai Duo merupakan salah satu Nagari di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya dan merupakan pusat pemerintahan lama Kecamatan Sitiung. Pada Tahun 2010 yang lalu Nagari ini dimekarkan menjadi 7 Dusun dan 15 Jorong.
Dengan adanya pemekaran tersebut, maka terjadi perubahan terhadap batas-batas wilayah administrasi Nagari III Koto Aur Malintang menjadi :
- Sebelah utara berbatas dengan Nagari Sitiung dan Kecamatan Timpeh.
- Sebelah selatan berbatas dengan Kecamatan Koto Baru.
- Sebelah timur berbatas dengan Kecamatan Padang Laweh dan Tiumang.
- Sebelah barat berbatas dengan Nagari Sitiung dan Gunung Medan.
Walaupun telah dilakukan pemekaran Nagari, sebagai Nagari induk maka Nagari Sungai Duo juga sebagai pusat percontohan disetiap nagari di seluruh kabupaten Dharmasraya.
Nagari ini mempunyai luas wilayah 21,3 KM2, dengan topografi berbukit-bukit serta berada pada ketinggian rata-rata 800 – 900 meter dari permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 22oC (Terendah)– 34oC (Tertinggi) dengan kelembaban udara sekitar 45–55 %. Sedangkan curah hujan berkisar antara 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan rata rata 122 Hari/Tahun.
Saat ini, Nagari Sungai Duo terdiri dari 15 (Lima Belas) Jorong yaitu:
- Jorong Candra Kirana dengan jumlah penduduk sebanyak 505 jiwa.
- Jorong Teluk Sikai dengan jumlah penduduk sebanyak 601 jiwa.
- Jorong Koto Agung Kiri dengan jumlah penduduk sebanyak 773 jiwa.
- Jorong Harapan Maju dengan jumlah penduduk sebanyak 397 jiwa.
- Jorong Margo Mulyo dengan jumlah penduduk sebanyak 612 jiwa.
- Jorong Sungai Salak dengan jumlah penduduk sebanyak 869 jiwa.
- Jorong Sungai Napau dengan jumlah penduduk sebanyak 568 jiwa.
- Jorong Taman Sari dengan jumlah penduduk sebanyak 651 jiwa.
- Jorong Karya Budaya Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 354 jiwa.
- Jorong Karya Budaya Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 389 jiwa.
- Jorong Kartika Indah dengan jumlah penduduk sebanyak 661 jiwa.
- Jorong Koto Agung Kanan dengan jumlah penduduk sebanyak 390 jiwa.
- Jorong Sungai Duo dengan jumlah penduduk sebanyak 373 jiwa.
- Jorong Koto Daulat dengan jumlah penduduk sebanyak 269 jiwa.
- Jorong Lubuk Panjang dengan jumlah penduduk sebanyak 206 jiwa.
Dengan Total Penduduk sebanyak 7.645 Jiwa.
Mayoritas mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Nagari Sungai Duo adalah petani. Hal ini disebabkan karena letak geografis nagari yang sangat mendukung dalam kegiatan pertanian. Dan untuk mata pencaharian yang mendominasi lainnya yaitu sebagai buruh tani/buruh harian serta peternak. Adapun sebagian yang bergerak sebagai pedagang dikarenakan nagari sungai duo hingga ± 2 tahun terakhir ini angka perpindahan penduduk dari luar daerah makin meningkat dan kebanyakan dari mereka adalah para pelaku usaha/pedagang. Sehingga keadaan ekonomi di nagari Sungai Duo lebih di dominasi pada tingkat ekonomi kelas menengah.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Nagari Sungai Duo sampai saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dilihat dari perubahan dan pola hidup masyarakat terutama kemajuan kecukupan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) yang mengalami perubahan sangat tajam. Penurunan penerima raskin, RTLT sangat kecil dan kebutuhan tambahan (kendaraan bermotor dan HP) rata-rata tiap rumah tangga sudah memiliki.